Amin Paling Serius
Banyak harapan yang sebenarnya sedang ku siapkan.
Sudah ku katakan,
Jika seseorang kan mengetuk pintuku lagi,
Aku akan siap menerimanya dengan kondisi stabil.
Dengan pemikiran yang sudah terbilang tidak remaja dan labil.
Ya walaupun masih labil sedikit sih haha.
Tapi, kurasa aku sudah cukup sekarang.
Tidak bergantung dan tidak menaruh ekspektasi apa apa lagi dengan seseorang.
Sekarang yang kurasakan pasti perasaan senang.
Tapi senang kali ini benar-benar cukup.
Bahkan tidak berlebihan sama sekali.
Apakah ini yang dibilang jatuh cinta di umur 20-an?
Kurasa komunikasi bukan hanya sekedar sering bertukar kabar.
Tapi meluangkan waktu, itu sudah cukup.
Bagaimana kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing
Tapi bisa menyempatkan waktu untuk bertemu dan bertukar banyak cerita.
Aku paham, mungkin kamu terbuka dan oversharing kepadaku juga atas dasar tidak lebih kan?
Aku paham, kamu hanya ingin didengarkan, dan kebetulan aku ada.
Gapapa, aku sangat bisa menerimanya.
Karena kurasa, jatuh cinta tidak memaksa siapapun dalam menjalankannya.
Aku biarkan kamu yang memilih.
Serius atau tidaknya, aku harap pilihan dan keputusanmu sudah tepat.
Perasaan ku sekarang sudah sangat dekat dengan stabil.
Bagaimana tidak, aku sudah berani untuk tidak melakukan tingkah bodoh lagi.
Bodoh yang sudah tidak bisa di tolong saat merasakannya.
Jatuh cinta yang bisa dikatakan buta.
Jatuh cinta di umur yang menuju dewasa memang sangat damai.
Bagaimana hal-hal yang menggelitik seperti kupu-kupu
Tapi masih bisa di kontrol agar tidak berlebihan, itu luar biasa.
Kalau difikir lagi,
Benteng yang ku buat ini benar-benar tinggi juga ya
Padahal jelas-jelas aku sudah yakin menaruh hati padamu.
Semua manusia yang akan ku temani berinteraksi bahkan komunikasi
Aku mampu melihat matanya dengan tajam.
But, you're the only exception.
Kenapa bisa?
Ya, aku sudah tidak bisa melihat matamu lagi dengan jelas.
Aku ternyata sudah jatuh tepat di matamu.
Terlalu banyak hal yang kamu bisa menjadi pengecualian.
Salah satunya berinteraksi di lewat telefon.
Ah, aku benar-benar tidak bisa berkomunikasi di telefon.
Tapi kamu dengan santainya mendobraknya.
Dan ku iyakan dengan mudah.
Terbilang gila, iya memang.
Tapi lagi-lagi bisa ku kontrol.
Mari berinteraksi dengan rencana yang Tuhan berikan.
Kita tidak akan pernah tahu takdir akan berjalan seperti apa.
Saya juga adalah salah satu manusia yang sedang menjalankan sekenario Tuhan saja.
Kalau memang kamu yang tepat kali ini.
Suatu saat Tuhan juga akan memperlihatkannya.
Kamu tahu?
Kamu juga termasuk dari sekian banyak doa yang sudah ku panjatkan.
Dan ternyata Tuhan sedang memperlihatkan kepadaku satu persatu.
Pulang searah saja, doaku terkabul.
So, mungkin tuhan sedang mendengarkan doa-doa bisikan kecilku.
Disetiap doa yang ku panjatkan padanya.
Amin Paling Serius
Komentar
Posting Komentar