pohon cemara
kurasa aku sudah sanggup lagi buat bahas ini.
semoga gak ada nangisnya ya kalau bahas perihal ini.
pasti, yang ku alami, bukan cuman aku yang rasakan.
mungkin, sebagian dari kalian juga merasakannya.
dan sangat seperti mimpi buruk yang rasanya pengen cepet bangun, biar gak jadi nyata.
simplenya adalah, aku salah satu anak broken home, ya walaupun tidak simple ya.
orang tua ku berpisah, ibuku melanjutkan hidup bersamaku dan ketiga kakakku.
ayahku melanjutkan hidup dengan keluarga barunya.
waktu itu, umurku maish sangat kecil, 8 tahun.
ah, sangat belia untuk menjadi dampak atas perpisahan orang tua.
walaupun orang tua ku juga bukan sepenuhnya punya kesalahan atas perpisahan itu.
ya kondisinya aja yang memang sudah jadi takdir kalau garis hidupnya akan kayak gini.
keadaan ini bukan juga jadi trauma bagiku.
ya kurasa begitu.
tapi, kedaan gak akan bohong, keadaan akan selalu menjadi hal yang pasti.
mungkin, aku sendiri bilang nggak, tapi perilaku atau sikap yang jalani itu membenarkan.
walaupun sudah bertahun tahun lamanya, tapi ternyata aku tuh gak sepenuhnya bisa menerima.
kok, mau bicaraan tentang ini lagi sih?
ya karena ada hal hal yang muncul lagi saat ini.
keadaan atau lingkupku yang ternyata aku bisa iri sama situasi ini.
perasaan ini tuh bisa jadi gangguan ternyata.
keadaan atau status sebagai anak broken home itu jadi bagian ketakutan terbesarku.
aku bener bener minder, ya insecure sama keadaan seperti ini.
dalam keadaan aku sedang dengan orang baru atau menjalin hubungan dengan seseorang.
mendengar kabar temen-temen deketku yang sudah mau ke jenjang serius,
dengan keluarga yang wah, sangat cemara.
dalam hati aku tuh kayak " aku emang bisa kayak gitu? "
kek nyesss aja gitu rasanya. kayak gak pede aja.
apalagi kalau aku lagi deket sama seseorang yang bener-bener punya keluarga yang utuh.
yang bisa gambarin "rumah tuh kayak gini".
sedangkan aku, yang gak bisa sampai sekarang untuk ngejelasin "rumah itu kayak apa ya?"
makanya kurasa, kalau lagi dalam hubungan akhir-akhir ini aku cepet banget selesainya.
apalagi, ketika kehilangan seseorang tuh, aku bisa jatuh banget.
dan yah, bahayanya karena aku merasakan fatherless.
aku juga gak bisa salahin ayah ku ya perihal ini, ya lagi lagi karena keadaan dan takdir aja.
jadi, mau gak mau harus tetap aku terima jalannya kayak gini.
ternyata, aku punya luka yang bener bener belum sembuh.
luka yang sering aku tutupin itu, lama lama juga akan gak sembuh karena gak diobati.
tapi, aku rasa usahaku untuk menyembuhkannya udah jago sih.
karena pada dasarnya keadaan ini bukan hal yang mudah, apalagi untukku.
anak bungsu perempuan yang harusnya bisa deket sama ayahnya.
ya kayak ayah dan anak perempuan pada umumya, tapi aku enggak.
hal ini juga bagian dari overthinking ku aja sih.
aku selalu buat diriku yakin kok, kalau aku bisa punya orang yang nerima keadaanku ini.
aku paham gak semua alurnya akan sama, pasti bisa beda asal ada kemauan.
tapi, ini perihal aku yang belum bisa sembuh aja.
aku ceritain ini sebenarnya aku belum punya jalan akhirnya sih.
perjalanan ini yang aku masih suka nerka nerka.
bisa gak ya aku punya dan membuat "rumah" yang aku ingin kan?
ya pertanyaan yang banyak di kepalaku, yang membuat aku jadi lelah aja sama tanda tanya besar ini.
aku tuh sering punya ekspektasi yang banyak.
yang kalau gak terwujud rasanya kayak, okey? mulai dari 0 lagi?
padahal itu cuman perasaan takut aja.
takut yang besar padahal kenyataannya belum terjadi.
dan perasaan perasaan itu aku acc di kepala aku.
aku tuh takut banget kalau keluarganya yang gak nerima aku.
dan ini jadi mimpi ketakutan yang besar buatku.
ya, karena yang akan bersama bukan cuman kita berdua aja, tapi keluarga kita juga.
mungkin, yang aku lakukan atau kalian yang ngerasain juga cuman bisa buat catatan besar dikepala.
walaupun kita broken kid, kita bisa kok bangun rumah yang ingin kita punya.
kita usahakan yang bisa kita lakuin.
apapun yang kalian rasain sekarang, ya mungkin sama kayak aku juga.
gapapa, validasi aja rasanya sekarang.
setelah itu, bangun, dan kuatkan diri kamu, kalau kamu bisa bahagia seperti yang lain.
kita pastikan diri kita baik-baik aja.
gak harus sekarang, mungkin besok.
kita usahakan pohon cemara itu.
Komentar
Posting Komentar